GENERASI MUDA BANCI

Jargon yang meluas artinya bukan hanya sekedar transseksual tapi sifat kelaki-lakian yang nota bene berani melemah menjadi pengecut atau beraninya hanya di belakang tapi kalau berhadapan seperti anjing ompong.

Sangat disayangkan sebagai generasi muda yang mempunyai arogansi BANCI itu artinya sama dengan mematikan kemampuannya sebagai kader bangsa . Ada ketakutan bahwa generasi muda yang seperti ini mengalami idiot atau menjadi preman yang tidak tahu etika sama sekali. Padahal siapaun dia orang tua atau pemimpin (bupati,gubernur,presiden) mempunyai harapan besar agar generasi yang menggantikannya nanti harus lebih baik dari sekarang. Generasi yang berakhlak mulia,berani dan berpikir positif, mampu membangun sistem demokrasi yang reformis, yang mampu mencari solusi permasalahan yang tepat dan cepat.

Untuk membentuk genrasi yang demikian peran keluarga sangat mementukan, bagaimana orang tua harus bisa memberikan pendidikan dan bimbingan yang tepat sesuai dengan keinginan. Selain keluarga pendidikan formal dan nonformal juga sangat diperlukan.
belajar berorganisasi dengan baik di lembaga nonformal akan membantu bagaimana seseorang bisa menghargai pendapat orang lain, berdebat dengan etika dan logika yang benar.

Munculnya generasi muda yang banci tentunya tidak harus menjadi masalah krusial, maka diperlukan antisipasi dengan melakukan pembinaan pada generasi muda, yang memang dalam kenyataan khususnya di Natuna sangat kurang. Lembaga-lembaga kepemudaan tidak bekerja dengan maksimal, juga lembaga pembinaan generasi muda di perguruan tinggai seperti Badan Ekskutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam dll.

Kita semua menginginkan agar generai yang akan menggantikan kita nanti adalah generasi yang berani bukan generasi banci.