Kamis, 14 Mei 2009

MUHAMMADIYAH DAN "AISYIYAH SEBAGAI GERAKAN DAKWAH

Masyarakat Natuna tidak begitu mengenal Muhammadiyah dan 'Aisyiyah. Gerakan ini berkembang pesat di kecamatan Midai yang mayoritas penduduknya adalah warga turunan Kampar. Tidak dipungkiri Muhammadiyah dan 'Aisyiyah untuk daerah sumatra dipelopori oleh Buya Hamka dan telah membentuk kultur kehidupan masyarakat Sumatra Utara. Orang-orang Kampar yang mata pencahariannya berdagang sampai ke daerah Midai sambil berdakwah dengsn gerakan Muhammadiyah. Maka berkembanglah gerakan Muhammadiyah.

Muhammadiyah telah menempatkan Islam sebagai petunjuk hidup dan kehidupan bukan melalui formalisasi dengan mewujudkan indonesia sebagai negara Islam, tetapi melalui jalan hidup masyarakat Indonesia sendiri yang terekspresi dalam kulturnya. Wajah pergerakan Muhammadiyah akan menjadi lebih sejuk, akomodasionis, karena proses dakwah yang dikembangkan bukan memaksakan kehendak, tetapi lebih membangun kesadaran masyarakat agar mau menjalankan syariat Islam dengan tertib. (Sunyoto Usman:172)

Apa yang dikatakan oleh pakar sosial tersebut benar, hal ini terbukti daerah-daerah yang gerakan Muhammadiyahnya maju, masyarakatnya dalam melasanakan syariat Islam tertib. Sewaktu saya pertama kali berkunjung ke kecamatan Midai, tidak ada sebuah surau yang kumuh, rata-rata bangunannya bagus dan bersih. Masyarakatnya dalam melaksanakan sholat tuma'ninah, mukena yang dikenakan bersih. Kondisi sosial masyaratnya saya amati berbeda dengan daerah yang saya tempati.

Untuk daerah bunguran kehadiran Muhammadiyah dan Aisyiyah dikatakan terlambat, Muhammadiyah terbentuk tahun 2001 dan Aisyiyah th.2003. Namun pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah telah berupaya,bekerja keras dengan mendalami rohnya Muhammadiyah yaitu Amar ma'ruf nahi munkar serta melaksanakan program prioritas yaitu pendidikan.

Dengan uapaya dan kerja keras pengurus dan anggota, selama kurun waktu kurang lebih 6tahun, Muhammadiyah dan Aisyiyah telah mendirikan amal usaha diantaranya:
1, Berdirinya TK Aisyiyah I di desa Harapan Jaya kec. Bunguran Tengah th.2006
2. berdirinya POS PAUD I di desa Gunung Sebelat kec. Midai th.2007
3. berdirinya TK Aisyiyah II di desa Gunung Putri kec. Bunguran Barat th.2008
4. berdirinya POS PAUD II di kelurahan Ranai Kota Kec, Bunguran Timur th,2008
5, berdirinya MAS di desa Harapan Jaya Kec. Bunguran Tengah.
6. berdirinya Baitul Mattanwil.

Kehadiran Muhammadiyah dan Aisyiyah juga telah menarik masyarakat untuk beribadah dan berkehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam dan telah menyebarkan dakwahnya kepada masyarakat yang nantinya diharapkan juga menjadi kultur kehidupan masyarakat Bunguran.

HIDUP-HIDUPILAH MUHAMMADIYAH TAPI JANGAN KAMU HIDUP DI MUHAMMADIYAH

3 komentar:

  1. Tak salah apa yang mbak kemukakan kok.. Siapa dulu ketuanya.. ?..he..he.. Maju tidaknya sebuah organisasi kan tergantung pimpinannya...Terus berkarya..pantang mundur...semakin tinggi kita berada semakin kuat angin menerpa.. Sukses selalu untuk mbakku... Kami tunggu kiprahmu untuk perempuan khususnya dan Natuna tentunya di Legislatif...

    BalasHapus
  2. sebuah usaha yang perlu di dukung secara berkesinambungan. Selamat !

    BalasHapus
  3. Saya pinjam puisi Chairil Anwar

    Kami sudah coba apa yang kami bisaa
    tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
    belum bisa memperhitungkan empat lima ribu nyawa.

    BalasHapus