Minggu, 10 Mei 2009

POLITIK UANG

Politik adalah panglima, itu semboyan parti komunis indonesia. Habis komunis, era sekarang kita kenal politik uang, kenyataannya dari pemilihan calon anggota legislatif. pemilihan kepala daerah, pemilihan kepala desa sudah pakai uang semua. TIDAK ADA UANG TIDAK MENANG. Ini kenyataan yang ada di depan mata tanpa tedeng aling-aling alias terbuka (blong).,

panwaslu buta, bisu dan tuli, walaupun teriakan masyasrakat melenking sampai ke langit,mereka tak mendengar atau pura-pura tak mendengar hanya karena TIDAK ADA LAPORAN RESMI. Jadi tugas panwaslu itu apa? sehingga yang terjadi menjadi wajar, halal dan bukan pelanggaran.

"Masyarakat juga setuju, nyatanya mak ngah, yah lung, ujang, dare waktu hari pemilihan saya beri uang 200 ribu rp, langsung nyontreng nama saya, dan saya suaranya banyak langsung bisa duduk jadi anggota Dewan, ya... walaupun pakai bayar."

"Tapi ada masyarakat yang cerdas dan calegnya bersih, contohnya ya saya, saya tidak mengeuarkan uang sepeserpun dari hari tenang sanpai hari pemilihan, modal saya hanya nyumbang sekedarnya kepada masyarakat yang memerlukan untuk kepentingan umum dan meyakinkan masyarakat akan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik. Dan aku bisa meyakinkan tanpa pakai bayar"

"Ya, kalau dianalisa ternyata yang pakai bayar rata-rata menang walaupun tidak lelah keliling dari desa-ke desa untuk kampanye selama sembilan bulan. Masyarakat sudah menggeser pemikirannya. bukan memikirkan untuk sebuah daerah, atau negara agar lrbih baik tapi lebih memikirkan diri sendiri untuk kenyang sesaat."

Jadi apa yang dimaui rakyat sebenarnya? Rakyat makin lama makin bodoh atau pinter?,
Contoh kecil saja, masyarakat yang makanannya buku, lauknya kerja kantoran, masih juga menanyakan:"Apa imbalannya kalau saya pilih kamu?" atau "berapa bisa bayar satu suara untuk keluargaku?"
Wah! jadi seperti barang lelang saja.
Ya, kalau rakyat memang mintanya seperti itu, tidak perlu kampanye tentang program pembangunan ke depan dan tetek bengek (segala sesuatu)nya, toh... tidak ada gunanya berkoar-koar selama sembilan yang pada akhirnya hari H cukup diberi 150 - 200 ribu rupiah perkepala, selesai!

Kalau sudah seperti ini anggota dewan mau jadi apa? Apa kerjanya,? toh semuanya sudah dibeli dengan uang.

6 komentar:

  1. Betul bu, guru saya bilang politik uang itu bisa merusak kualitas demokrasi kita. Tapi saya denger katanya yang suka bagi-bagi uang itu bukan cume caleg lho bu. Pejabat juga sering bagi2 uang, dalihnya sih membantu warga tapi cara nya itu lho yang kayaknya ngga mendidik. Malah saya denger-denger lagi ni Bu, ada pejabat di Natuna yang setiap harinya bisa habis Rp. 10-50 juta hanya untuk menyumbang setiap tamu yang sedari pagi ramai ngantri dikantornya. Bahkan ada juga yang minta cukup lewat sms, kalau yang ini saya pernah nyaksiin dengan mata kepala saya sendiri, tajir banget ya bu, tuh pejabat.

    Yach...tapi saya bersyukur walau ibu istri Bupati, namun ngga mau pakai politik uang, padahal kalau ibu mau itu ngga susah ya bu. Suami ibu kan orang yang sangat amat kaya sekali.

    Oke dech bu, sukses ya sudah berhasil meraih kursi, semoga nanti bisa memperjuangkan nasib rakyat. Salam hangat untuk pak Daeng.

    BalasHapus
  2. Bu Ngesti Yang saya hormati

    nampaknya pemikiran saya ada kesamaan dgn posting ibu kali ini.

    ada banyak pembenahan yg harus kita lakukan ke depan untuk memerangi kenaifan cara berpikir tersebut di atas. Salah satunya adalah gerakan pencerdasan pola pikir masyarakat kita mesti terus diperjuangkan.

    tertumpang harapan saya agar ibu terus berjuang dan tak patah arang, mengingat ibu adalah satu-satunya perempuan yang ada lembaga terhormat DPRD Natuna saya yakin akan banyak hambatan yang akan ibu temui.

    Nothing great was ever achieved without enthusiasm,...

    salam dari blona sedonou.

    BalasHapus
  3. Putra Anambas d Bj. Kita harus berani memulai walau banyak hambatannya, dan pendidikkan politik tanpa uang harus kita berikan pada diri kita sendiri dan juga orang lain (masysrakat), namun sebagian masyarakat juga sudah mulai menikmati atau terlanjur menikmati, yang penting adalah NIAT baik.Sekarang banyak orang yang pandai berbicara tapi tidak bisa melaksanakannya. melaksanakannya. Tentang bantuan tuk sesama terutama bagi fakir miskin, orang tidak mampu, dan orang yang sedang betul-betul membutuhkan bagi saya itu adalah suatu keharusan dan kewajaran, tentunya sesuai dengan kemampuan. terimakasih atas komen kalian berdua. Sukses untuk kalian dan semoga selalu dalam lindungan Alloh SWT Amin.

    BalasHapus
  4. Ngoment lagi ni bu, boleh kan..Thanks atas responnya, ternyata orang yang super sibuk seperti ibu masih sempat mendengar suara rakyat kecil seperti saya. Kalau saja saya ada di Dapil I, pasti juga akan ikut milih ibu.

    "Sekarang banyak orang yang pandai berbicara tapi tidak bisa melaksanakannya" saya sepakat tu bu, apalagi banyak orang yang pandai berbicara pakai bawa2 Alqur'an dan Hadist segala, tapi dibelakang "ngentam" duit rakyat juga. Saya berharap nanti setelah menjabat ibu terhindar dari perangai pemimpin yang macam itu.

    Oh ya bu, tanggal 24 Juni nanti kami masyarakat Anambas akan memperingati 1 tahun kelahiran KKA. Mudah2an Pak Daeng dan ibu bisa datang ya, karena walau bagaimanapun KKA akan sulit terealisasi tanpa sokongan Bupati induk. Apalagi selama Anambas dibawah Natuna, pak Daeng sudah berbuat banyak untuk daerah kami. Sekolah2, jalan, jembatan, pelabuhan, perumahan, fasilitas kesehatan, dll, dibangun nyaris tanpa cacat. Mudah2an pak Daeng mendapat imbalan yang setimpal...Sekarang meski telah berpisah scr administrasi, persaudaraan kita mesti tetap terjaga, tul kan bu...

    Ok bu, maju terus pantang kendur, walau nanti setelah duduk di DPRD pasti banyak badai menghadang, bahkan mungkin yang bertentangan dengan hati nurani. Mau tidur dulu ni bu, mohon do'a nya biar lusa lulus ujian.

    BalasHapus
  5. Siap-siap Bu De mbali nang jugjo,sudah buat berapa rumah mewah disana?

    BalasHapus
  6. masih kerasan di natuna, membantu apa yang bisa ibu perbuat yang baik untuk kemajuan natuna.cukup rumah di ranai saja.

    BalasHapus