Jumat, 18 Desember 2009

Kader Perempuan dalam Politik

Undang-undang pemilu di Indonesia yang berwawasan gender dengan mengikutsetakan perempuan dalam percaturan politik yaitu 30% keterwakilan perempuan di legislatif,menjadikan partai politik berlomba-lomba mencari sosok perempuan yang dianggap bisa mewakili partainya untuk duduk di legislatif.

Sederhana memang, tapi susah, banyak perempuan yang mau diusung oleh parpol yang hanya dijadikan sebagai pemenuhan persyaratan sebuah partai untuk bisa ikut dalam pemilu. Waah... ini pelecehan namanya. Tapi inilah kenyataan yang ada. Dari sinilah kita harus mulai belajar banyak untuk mempersiapkan kader perempuan yang nantinya bisa mewakili perempuan di legislatif.

Ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam mengkader perempuan berpolitik; antara lain faktor budaya, agama, SDM. pertama, dalam budaya kita, kehadiran perempuan masih terkungkung dengan kegiatan domestik, dan ini didukung oleh sebagian laki-laki sehingga ruang gerak perempuan menjadi terbatas. Kedua, agama,perdebatan terus berlanjut antara para pemikir kaum modernis, konservatif dan fundamentalis dengan penafsiran terhadap kitab yang sampai hari ini masih berbeda tentang kehadiran perempan dalam dunia politik; ketiga sumber daya manusia,perbandingan perempuan dan laki-laki dalam pelaksanaan pendidikan masih belum seimbang asecara kualitas maupun kualitas, sehingga laki-laki masih mendominasi kesempatan berprofesi.

Dari faktor-faktor di atas dapat diminimalisasi sehingga dunia semakin terbuka untuk menerima kehadiran perempuan dalam segala bidang, banyak pihak yang telah dapat menerima kehadiran perempuan walau dengan perjuangan yang panjang, termasuk Indonesia,dimana perjuangan yang digaungkan oleh R.A kartini telah membuahkan hasil.
sekarang tinggal bagaimana perempuan itu sendiri mempunyai nyali untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga kader perempuan akan tumbuh dengan sendirinya, namun partai politik juga harus mempunyai komitmen mendudukkan perempuan dalam posisi strategis dan membina dari awal sehingga nantinya kader perempuan telah betul-betul siap berlaga dalam dunia politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar